Sopir cadangan bus PO Cahaya Trans ternyata belum memiliki jam terbang yang mumpuni.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. M. Syahduddi, mengatakan hingga Senin (22/12) malam, Polrestabes Semarang terus menyelidiki kecelakaan lalu lintas tunggal bus tersebut.
“Peristiwa tragis tersebut masih menjadi fokus utama aparat kepolisian mengingat besarnya jumlah korban jiwa dan korban luka yang ditimbulkan,” kata Syahduddi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/12/2025) dikutip dari detikJateng.
“Sampai saat ini, Polrestabes Semarang masih mengamankan dua orang sopir bus, beserta kernet, guna kepentingan penyelidikan,” lanjutnya.
Ia mengatakan, berdasarkan pemeriksaan awal oleh penyidik, diketahui bahwa sopir yang mengendarai bus saat kecelakaan terjadi Senin (22/12/2025) dini hari, tergolong masih berusia muda.
“Jam terbang mengemudi relatif minim. Kondisi ini menjadi salah satu aspek penting yang tengah didalami untuk mengungkap secara komprehensif penyebab kecelakaan maut tersebut,” ujarnya.
“Polrestabes Semarang terus berupaya memberikan pelayanan maksimal, mulai dari proses identifikasi korban, penanganan medis, hingga pemulangan jenazah ke daerah asal masing-masing,” lanjutnya.
Sebanyak 16 jenazah korban laka maut telah diidentifikasi dan dipulangkan ke pihak keluarga. Sementara dari total 18 korban luka, sebanyak 13 orang sudah dinyatakan pulang dan lima korban lain masih menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di Kota Semarang.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengungkap sopir yang mengendarai bus tersebut merupakan sopir cadangan. Sopir itu bergantian dengan sopir utama di Subang.
“Jadi untuk informasi awal, ini adalah sopir pengganti atau cadangan, di mana pada saat berangkat dari Bogor menuju ke Jogja, sempat berhenti di Subang untuk berganti sopir,” ungkapnya di RSUP Dr Kariadi, Senin (22/12/2025).
“Dan saat ini sopir sudah diamankan untuk diambil keterangannya oleh pihak kepolisian. Pengemudinya dua. Selamat semua alhamdulillah,” lanjut Artanto.
