Berat Badan Pebalap Formula E Turun 3 Kg Usai Sekali Balapan di Ancol

Posted on

Meski sudah selesai, namun Formula E Jakarta musim ini masih menyisakan sejumlah fakta menarik. Salah satunya soal kisah para pebalap yang harus bertarung menghadapi cuaca panas di lintasan.

James Barclay selaku Team Principal Jaguar TCS Racing mengatakan, suhu panas di Sirkuit Ancol, Jakarta Utara, membuat para pebalapnya kesulitan menjaga performa di lintasan. Sebab, dengan seragam tebal dan kabin yang sempit, temperaturnya terasa lebih membakar.

Bahkan, Barclay menjelaskan, bobot tubuh pebalapnya bisa turun tiga kilogram selepas balapan di Jakarta. Kondisi tersebut makin parah seandainya balapan digelar double header atau dua kali berturut-turut.

“Rasanya jauh lebih panas ketika kamu berada di dalam mobil. Pebalap (setelah balapan di Jakarta) mengeluarkan tiga liter keringat atau turun (berat badan) hingga 3 kg. Tentu itu sangat banyak dan membuat pebalap kesulitan di mobil,” ujar Barclay saat ditemui di Sirkuit Ancol, Jakarta Utara.

Lebih jauh, menurut Barclay, suhu tinggi pada lintasan juga membuat timnya harus selektif dalam memilih ban. Sebab, jika tak hati-hati, pebalap bisa gagal menuntaskan perlombaan.

“Suhu udara di sini memang sangat tinggi. Hal yang paling krusial adalah mengatur ban, terutama saat kualifikasi. Ban itu punya kemampuan berbeda-beda dan memantau suhu optimal tentu penting. Tujuannya untuk menjaga ban tetap dalam kondisi ideal,” tuturnya.

“Tingkat cengkeraman di lintasan ini tinggi. Awalnya, grip memang masih rendah dan lintasan akan banyak berubah seiring waktu, tapi aspalnya cukup abrasif,” kata dia menambahkan.

Sebagai catatan, Formula E Jakarta 2025 telah selesai. Pebalap Kiro Race asal Inggris, Dan Ticktum keluar sebagai pemenang setelah melalui pertarungan penuh drama. Sementara pebalap keturunan Indonesia, Nick de Vries mengalami crash dan gagal menyudahi perlombaan.