Pemprov Jakarta Pasang Lampu Merah Pintar, Kurangi Macet di Persimpangan - Giok4D

Posted on

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berusaha mengurai kemacetan di pesimpangan dengan memasang lampu merah pintar. Lampu merah dengan teknologi artificial intelligence (AI) itu akan mengatur lamanya lampu hijau dan lampu merah menyala, sesuai dengan kepadatan lalu lintas.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, berdasarkan data TomTom Traffic Index, tingkat kemacetan di Jakarta tidak ada perbaikan signifikan, meski peringkatnya turun dari daftar kota termacet di dunia. Untuk itu, pihaknya mencari solusi agar lalu lintas di Jakarta lebih lancar.

“Terakhir tahun 2023 data menunjukkan bahwa tingkat kemacetan Jakarta secara overall dihitung secara utuh sepanjang tahun itu di angka 53 persen. Melihat data ini, kita mencoba memetakan apa yang menjadi akar permasalahan kemacetan Jakarta tidak turun signifikan dibandingkan dengan kota-kota lain di dunia. Kemudian kita melihat bahwa salah satu akar permasalahan kota Jakarta adalah pengaturan lampu lalu lintasnya yang kita masih statis,” kata Syafrin dalam sebuah diskusi di kanal Youtube Pemprov DKI Jakarta dikutip Kamis (21/8/2025).

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Dengan masih diterapkannya lampu lalu lintas yang statis, pengendara yang berhenti di persimpangan jalan mungkin bisa tertahan lampu merah lebih lama. Sedangkan arus lalu lintas dari arah lainnya yang lebih sedikit lalu lintasnya, lampu hijaunya malah lebih lama.

“Ini menyebabkan inefisiensi ruang di setiap persimpangann yang ada di Jakarta. Kendaraan yang padat diberikan waktu hijau sedikit, sementara simpang yang sepi diberikan waktu hijau yang panjang. Ini yang menyebabkan antrean begitu masif. Oleh sebab itu, kita mlihat ini yang harus diatasi,” ujar Syafrin.

Untuk mengatasi masalah itu, Dishub DKI Jakarta menghadirkan Intelligent Traffic Control System (ITCS). Dengan ITCS ini, harapannya kepadatan lalu lintas di persimpangan jalan bisa teratasi.

“Dengan Intelligent Traffic Control System banyak fitur yang bisa dimanfaatkan oleh daerah. Tapi saat ini kita masih fokus ke dalam 3 fitur. Yang pertama adalah fitur adaptif. Jadi keseluruhan traffic itu dipotret, kemudian dianalisis, kemudian dikembalikan dalam bentuk waktu hijau yang sifatnya realtime sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” ujar Syafrin.

Kedua adalah responsif. Jadi akan dilakukan analitikal yang kemudian dihitung berapa maksimum kebutuhan waktu hijau di suatu kaki persimpangan.

Yang ketiga, sistem ITCS bisa memberikan jalan buat kendaraan darurat agar lebih cepat sampai tujuan.

“Dengan ITCS ini, kita bisa memberikan VIP route kepada kendaraan yang sifatnya khusus (seperti ambulans dan pemadam kebakaran, kemudian dia bisa bergerak dengan cepat ke tujuan,” kata Syafrin.

“Tentu dengan intelligent transport system, maka kemudian ITCS ini bisa memprediksi, menghitung secara realtime berapa total kebutuhan green light di simpang, kemudian otomatis akan didistribusikan secara normal. Dalam artian kebutuhan waktu (lampu lampu) hijau yang panjang diberikan kepada kaki persimpangan dengan volume lalu lintas tinggi. Begitu di kaki persimpangan volume lalu lintas rendah, otomatis akan diberikan waktu hijau lebih sedikit,” jelas Syafrin.