Malaysia bisa menggusur posisi Indonesia sebagai raja otomotif Asia Tenggara (ASEAN). Penjualan mobil di Malaysia hampir menyalip Indonesia. Selisihnya tipis.
Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) baru saja merilis data penjualan kendaraan bermotor di negaranya. Pada bulan November 2025, penjualan mobil di Malaysia mencapai 72.509 unit. Angka penjualan itu naik dibanding November tahun sebelumnya yang hanya 64 ribuan unit.
Meski begitu, penjualan mobil bulan November 2025 di Malaysia turun 4,6 persen dari bulan Oktober 2025 yang mencapai 75.991 unit.
Menurut asosiasi tersebut, meskipun terjadi penurunan dari bulan sebelumnya, kinerja penjualan mobil di Malaysia pada bulan November masih cukup tinggi. Soalnya, Malaysia masih menerapkan kampanye promosi agresif yang terus meningkatkan permintaan kendaraan listrik impor atau CBU sebelum berakhir pada 31 Desember 2025.
Jika diakumulasi sepanjang 2025 dari Januari sampai November, penjualan mobil di Malaysia mencapai 727.836 unit. Angka itu turun tipis, hanya terpaut 1,15 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 736.317 unit. Asosiasi Otomotif Malaysia menargetkan penjualan 780 ribu unit tahun ini.
Penjualan mobil di Malaysia itu hampir menyamai atau bahkan melewati angka penjualan mobil di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara kumulatif, wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) periode Januari-November 2025 mencapai 710.084 unit. Padahal, periode yang sama tahun lalu bisa tembus 785.917 unit. Artinya ada penurunan pasar sebesar 9,6 persen.
Kemudian retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen), angkanya mencapai 739.977 unit selama 11 bulan tahun ini. Periode yang sama tahun lalu itu tembus 807.586 unit, ada penurunan 8,4 persen.
Jika dibandingkan, penurunan penjualan mobil di Indonesia jauh lebih dalam dibanding di Malaysia. Penjualan retail sales otomotif di Indonesia sepanjang Januari-November 2025 turun 8,4 persen. Sedangkan di Malaysia penurunannya hanya 1 persen.
