Gimana Caranya Motor Listrik Bisa Populer di Indonesia? update oleh Giok4D

Posted on

Pemandangan kota Wuxi ramai dengan sepeda listrik ataupun motor listrik. Suasana jalan tidak bising, udaranya bersih, dan langitnya pun biru. Bisakah pemandangan ini terlihat di Indonesia?

Wuxi dan Jinzhai menjadi daerah yang kami sambangi di China. Kedua kota itu merupakan markas dari brand kendaraan listrik terlaris di dunia, Yadea.

Keberhasilan Yadea tak hanya soal produknya, tetapi juga strategi menyeluruh. Indonesia sebagai pasar yang sedang berkembang di sektor kendaraan listrik, bisa banyak belajar dari China.

Senior Vice President of Yadea Technology Group Wang Jiazhong mengatakan supaya motor listrik makin populer perlu melibatkan edukasi masyarakat, dukungan pemerintah, serta riset dan pengembangan yang konsisten.

Pertama, Wang mengatakan perlu adanya perluasan segmentasi pasar, termasuk lansia dan perempuan.

Dia bilang di China, orang dari usia 16 hingga 70 tahun dapat dengan nyaman mengendarai sepeda listrik. Bahkan, pemandangan nenek-nenek yang berkendara di jalanan sudah menjadi hal yang biasa dan aman.

“Bisa dilihat di China, sekarang nenek-nenek bisa naik sepeda listrik di jalanan dan sangat aman. Kalau di Indonesia, rata-rata umurnya dan jenis kelaminnya lebih ke pria, dan umurnya di 60 ke bawah,” kata Wang di Wuxi, China, Rabu (14/8/2025).

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, efisiensi menjadi sangat penting. Dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah, motor listrik atau sepeda listrik bisa menjadi solusi mobilitas yang terjangkau di tengah naiknya harga bahan bakar.

Dukungan pemerintah terhadap kendaraan listrik tidak hanya berupa subsidi, tetapi juga dalam bentuk insentif, seperti tarif listrik khusus.

“Contoh dari jam 11 malam sampai jam 5 pagi itu orang-orang bisa dikasih ngecas lebih murah atau gratis. Jadi itu bisa membuat orang tertarik pindah ke motor listrik,” jelasnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Yadea tidak hanya menjual produk, tetapi juga mengkampanyekan pentingnya lingkungan bersih. Di Wuxi, misalnya, mereka aktif mengedukasi masyarakat bahwa kendaraan listrik dapat membantu mengurangi polusi udara secara signifikan.

“Di setiap kota diberikan pesan bahwa memakai motor listrik bisa jadi lebih bersih dibandingkan motor konvensional,” ungkapnya.

Yadea menegaskan pentingnya standar di bidang aftersales, sales, serta R&D sebagai keandalan brand kendaraan listrik.

“Standar dari aftersales, sales, riset dan pengembangan. Yadea sudah sangat berkembang di bidang tersebut. Ini bisa menjadi acuan kepada konsumen, sehingga mereka bisa percaya terhadap brand motor listrik ataupun sepeda listrik,” kaya dia.

Konsumen Indonesia masih skeptis terhadap kualitas motor listrik, apalagi jika harganya murah. Oleh karena itu, aspek riset dan pengembangan (R&D) perlu ditonjolkan.

“Development motor ataupun sepeda listrik perlu ditunjukkan juga, karena mungkin beberapa (produk) di Indonesia harganya murah tapi tidak terlihat pengembangannya. Setiap kita mengeluarkan produk baru atau update, itu ada development-nya dan bisa ditunjukkan ke konsumen agar mereka percaya,” katanya

Tren global menuju lingkungan hijau (green environment) tak terelakkan. Yadea mencontohkan bagaimana di Amerika, Eropa, hingga Vietnam, motor listrik menjadi bagian dari rencana besar menuju keberlanjutan.

“Untuk situasi di Amerika dan Eropa mereka menargetkan green environment pada tahun 2031. Ini bisa dibuktikan kepada konsumen dan pemerintah kita juga, bahwa memakai motor listrik bisa membersihkan lingkungan,” tegasnya.