Maverick Vinales belum pernah melupakan penyesalan terbesar dalam kariernya, yakni menolak kontrak Ducati. Vinales pernah dihubungi Ducati untuk menggantikan Jorge Lorenzo pada musim 2019.
“Saya salah karena tidak menandatangani kontrak dengan Ducati. Saya sangat dekat dengan Ducati, terutama pada 2019-2020. Saya sangat menghormati Davide Tardozzi, jadi itu pasti keputusan yang tepat saat itu,” kata Vinales dikutip dari Motosan, Minggu (21/9/2025).
“Tetapi saya tidak dapat meramalkan masa depan.Saya tidak mengerti bahwa Ducati bisa menjadi seperti sekarang. Meskipun motornya sudah mulai berjalan dengan sangat baik pada tahun 2017, saya tidak dapat memprediksinya, jadi itu adalah kesalahan saya,” jelas Vinales.
Kala itu ragam pabrikan MotoGP sedang kompetitif. Honda yang digawangi Marc Marquez berada di puncak performa. Vinales berakhir di posisi tiga klasemen akhir MotoGP 2019. Dovizioso menjadi runner up.
Wajar saja Vinales memilih Yamaha. Selain masih kompetitif, dia juga digaji besar. Hal ini diungkap saat dirinya meninggalkan pabrikan Iwata menuju Aprilia.
“Saya kehilangan 17 juta euro, mungkin lebih banyak lagi dengan bonus,” ujar Vinales.
Kesulitan Maverick Vinales di Yamaha pada paruh pertama musim 2021 berujung pada kesepakatan pemutusan kontrak. Vinales kemudian memperkuat Aprilia selama tiga setengah musim, sebelum berlabuh di Tech3 pada musim ini.
Vinales cukup kompetitif di Yamaha. Dia memenangi total delapan balapan, dan dua kali finis ketiga di kejuaraan dunia MotoGP 2017 dan 2019.