PT Toyota Astra Motor (TAM) memposisikan Veloz sebagai ‘lokomotif’ baru dalam mendorong adopsi kendaraan elektrifikasi di Indonesia, khususnya di segmen seven-seater yang sangat gemuk.
Jap Ernando Demily, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) menyebut Veloz kini punya peran strategis yang berbeda.
“So far (Veloz non-hybrid) masih ada. Ya, produk strategi kan (kenapa Veloz non-hybrid disetop). Kalau mau yang ICE kan masih ada Avanza. Kalau mau hybrid sama elektrifikasi kita provide Veloz,” ujar Ernando.
Konsumen yang mencari mobil keluarga dengan mesin bensin yang sudah andal dan efisien akan diarahkan ke Avanza. Sebaliknya, bagi yang ingin merasakan sensasi mobil ramah lingkungan dengan konsumsi bahan bakar super irit, Veloz Hybrid adalah jawabannya.
Toyota membagi peran modelnya secara jelas, supaya tetap dapat melayani semua lapisan pasar. Mulai dari yang masih nyaman dengan mesin bensin melalui Avanza, hingga yang siap ‘naik kelas’ ke kendaraan elektrifikasi melalui Veloz Hybrid. Di sisi lain, Ernando menyoroti tingginya minat masyarakat terhadap teknologi hybrid.
Sepanjang Januari-Oktober 2025, mobil hybrid terjual sebanyak 51.566 unit dari total penjualan nasional 635.566 unit. Artinya mobil hybrid sudah mengambil pangsa pasar otomotif nasional sebanyak 8,11 persen.
Mobil hybrid juga mengalami dinamika penjualan tahun ini. Rekor bulanan penjualan tertinggi mobil hybrid terjadi pada Juli dengan capaian 6.258 unit, namun bulan berikutnya turun pada level lima ribuan unit.
Toyota menjadi pabrikan yang paling laris menjual mobil hybrid. Total sepanjang Januari-Oktober 2025 mencapai 24.979 unit. Model terlarisnya ialah Innova Zenix dengan angka penjualan 19.701 unit.
“Sekarang kalo kita liat sebenarnya kan penetrasi hybrid secara customer point of view kan bagus karena konsumsi beban bakarnya kan irit,” tambahnya.






