Spek Pesawat Pengebom AS yang Serang Nuklir Iran

Posted on

Amerika Serikat dilaporkan menggunakan pesawat pengebom siluman B-2 untuk menyerang situs nuklir di Iran. B-2 menjadi salah satu senjata strategis milik Amerika Serikat.

Dikutip dari Reuters, Minggu (22/6/2025) berkat teknologi siluman B-2, pesawat ini mampu menembus sistem pertahanan udara paling canggih dan menghantam target yang diperkuat, seperti fasilitas nuklir bawah tanah milik Iran.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim telah berhasil menyerang tiga lokasi nuklir di Iran. Dalam cuitannya di X, Trump menyebut, AS juga menyerang fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordow.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” kata Trump seperti disampaikan melalui akun X nya, dilihat Minggu (22/6/2025).

Trump menuturkan pesawat militer AS dengan selamat keluar dari wilayah udara Iran setelah menjatuhkan bom di Forodow. Pesawat kini dalam perjalanan pulang.

“Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat,” tuturnya.

Seperti apa spesifikasi pesawat ini?

B-2 merupakan pengebom strategis siluman buatan Northrop Grumman, dan hingga kini masih menyandang status sebagai pesawat militer termahal yang pernah dibuat, dengan harga satuannya mencapai US$2,1 miliar atau sekitar Rp34 triliun (kurs Rp16.000).

Produksi dimulai akhir 1980-an, namun dihentikan setelah Perang Dingin usai, sehingga hanya 21 unit yang pernah dibuat.

Selain itu B-2 memiliki teknologi siluman tingkat tinggi. B-2 mengandalkan desain sudut khusus dan material penyerap radar yang membuatnya sangat sulit dideteksi sistem pertahanan udara musuh. Radar cross-section pesawat ini diklaim setara dengan seekor burung kecil, menjadikannya hampir tak terlihat oleh radar konvensional.

Dalam serangan ke Iran kali ini, B-2 dikabarkan membawa dan menjatuhkan bom penghancur bunker MOP (Massive Ordnance Penetrator) seberat 30.000 pon (13.600 kg). Diperkirakan bom GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator seberat sekitar 15 ton adalah senjata yang mungkin digunakan dalam serangan AS ke Iran.

Ukurannya yang besar mengharuskan B-2 untuk membawa hanya satu atau dua MOP per misi, tetapi memberikan kemampuan penetrasi bunker.

Senjata ini memiliki panjang 20,5 kaki (6,25 m) dan sistem penargetan presisi yang dipandu GPS memungkinkan serangan yang akurat terhadap fasilitas bawah tanah tertentu. Kemampuan penetrasinya yang lebih dari 200 kaki melalui beton yang dikeraskan membuatnya efektif terhadap instalasi bawah tanah yang paling terlindungi di dunia.

Selain itu B-2 juga memiliki senjata konvensional, antara lain:

B-2 juga merupakan komponen penting dalam triad nuklir strategis AS. Pesawat ini dapat membawa hingga 16 bom nuklir B83, menjadikannya ujung tombak serangan nuklir udara milik AS.