Harga SPBU swasta seperti Vivo, Shell, BP dan Exxon Mobil yang mendapatkan stok impor tambahan melalui Pertamina dipastikan tetap stabil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut harga BBM nantinya sesuai dengan harga minyak dunia Indonesian Crude Price (ICP). Saat ini harga ICP sebesar 66,07 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
“Stabil, harga tidak ada kenaikan-kenaikan,” kata Bahlil di Jakarta dikutip Antara.
Bahlil mengimbau manajemen SPBU swasta untuk melakukan pembahasan business to business(B2B) dengan Pertamina terkait pembelian stok impor BBM tambahan.
SPBU swasta telah bersedia membeli bahan bakar minyak (BBM) murni dari Pertamina. Namun, syaratnya, ‘bahan mentah’ tersebut benar-benar murni alias tak dicampur-campur.
“Syaratnya adalah harus berbasis Base fuel, artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin the,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, dikutip dari detikFinance, Sabtu (20/9).
“Tadi Dirjen saya menjelaskan, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh. Tapi sekarang mereka bilang jangan teh katanya, air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui, ini solusi,” tambahnya.
Kemudian mengajukan adanya survei bersama pembelian stok BBM, serta adanya transparansi harga pembelian.
Dirinya juga menegaskan skema impor tambahan lewat Pertamina bukan satu pintu, melainkan perlu pengaturan mengingat menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sebagai informasi, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34 persen atau sekitar 7,52 juta kiloliter, yang cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 sebanyak 571.748 kiloliter.