BYD, Geely, Hyundai, Wuling, hingga Chery sama-sama menawarkan mobil listrik di Indonesia. Namun pajak yang dikenakan ternyata berbeda. Berikut penjelasannya.
Semakin ke sini, kian banyak pabrikan yang menawarkan mobil listrik untuk masyarakat Indonesia. Ada Hyundai, Wuling, Chery, MG, Neta, AION, BYD, VinFast, Geely, hingga Citroen. Tapi tahu nggak kamu kalau pajak yang dikenakan pada merek-merek tersebut berbeda?
Dalam pemaparan Kementerian Perindustrian saat diskusi dengan Forum Wartawan Industri, terungkap pajak yang dibebankan terhadap Wuling, Hyundai, MG, Chery, dan Neta lebih kecil ketimbang BYD, VinFast, AION, dan Geely.
Untuk diketahui, saat ini Wuling, Hyundai, MG, Chery, dan Neta hanya dikenakan PPN 12 persen. Sebab, mobil-mobilnya mengikuti program Low Emission Carbon Vehicle yang dicanangkan pemerintah. Mobil-mobil tersebut juga dirakit dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Alhasil, mobil keluaran Wuling hingga Chery itu bisa mendapat insentif PPN 10 persen dari pemerintah. Dengan demikian PPN yang dikenakan hanya 2 persen.
Ini berbeda dengan mobil dari BYD, AION, Geely, Citroen, VinFast, dan Xpeng. Meski sama-sama dibebaskan dari PPnBM, namun PPN-nya lebih besar. PPN yang ditetapkan pada mobil BYD hingga VinFast itu mencapai 12 persen. Adapun bea masuknya juga dibebaskan yakni nol persen karena adanya komitmen produksi dengan spesifikasi minimal sama dengan mobil yang dijual saat ini. Produsen juga melampirkan bank garansi sebagai jaminan. Sejatinya tanpa komitmen tersebut, mobil-mobil BYD cs bisa dikenakan bea masuk sebesar 50 persen, dan juga PPN 12 persen.
BYD, AION, Geely, Citroen, VinFast, dan Xpeng memang memiliki komitmen untuk merakit produknya dalam negeri. BYD bahkan tengah mengebut pembangunan pabrik di kawasan Subang agar bisa memproduksi mobil mulai awal tahun 2026. VinFast juga membangun pabrik di Subang. Rencananya pabrik ini bakal ngebul pada kuartal keempat tahun 2025.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Sementara Geely akan memanfaatkan fasilitas produksi di PT Handal Indonesia Motor (HIM). Di pabrik ini pula, Chery, dan Neta ‘numpang’ merakit mobilnya yang dijual di Tanah Air. Sedangkan MG memanfaatkan perakitan mobil di pabrik perusahaan induknya, SAIC International. Selanjutnya AION dan Citroen akan memanfaatkan fasilitas produksi di bawah naungan Indomobil Group.