Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) buka suara soal penjualan mobil di dalam negeri yang kembali kalah dari Malaysia. Mereka menegaskan, situasi yang terjadi sekarang tak membuat investor mundur.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung Jongkie D Sugiarto selaku Ketua I Gaikindo. Dia yakin, penjualan mobil di Indonesia yang surut tak mengganggu investasi yang telah berjalan di Tanah Air. Sebab, menurutnya, turunnya penjualan mobil hanya akan berlangsung sementara.
“Saya rasa tidak sampai hengkang, kan ini hanya sementara waktu saja,” kata Jongkie, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (18/12).
Dia memastikan, pasar domestik Indonesia tetap menjanjikan. Hal tersebut dibuktikan melalui rasio kepemilikan mobil saat ini.
“Pasar domestik kita masih sangat potensial. Penduduknya 280 juta, kepemilikan kendaraan bermotor 99 unit per 1000 orang,” kata Jongkie.
Jongkie mengatakan, potensi tersebut menjadi faktor Indonesia tak akan kehilangan investor otomotif, baik untuk saat ini hingga di masa mendatang.
“Kayaknya mereka melihatnya panjang ke depan, puluhan tahun ke depan,” kata Jongkie.
Diberitakan sebelumnya, penjualan mobil di Malaysia selama Januari-November 2025 telah mencapai 720 ribuan unit atau unggul 10 ribuan unit dari Indonesia. Bukan tak mungkin, Tanah Malaya menjadi ‘raja baru’ di ASEAN tahun ini.
Disitat dari laman data.gov.my, penjualan mobil di Malaysia selama November 2025 saja mencapai 77 ribuan unit. Padahal, untuk periode yang sama, Indonesia hanya tembus 74 ribuan unit.
Secara umum, penjualan mobil di Malaysia masih didominasi mobil bensin dengan catatan 65 ribuan unit, kemudian mobil diesel 4 ribuan unit, mobil listrik 5 ribuan unit dan hybrid 2 ribuan unit.
Hingga sekarang, Malaysia belum mengubah target penjualannya pada 2025, yakni masih 800 ribu unit. Sedangkan Indonesia baru menurunkan angka dari yang semula 900 ribu unit, menjadi hanya 780 ribu unit. Jika melihat tren dan pergerakkan pasar, Malaysia berpeluang menjadi ‘raja baru’ di ASEAN.
