Marc Marquez mengaku benci dengan sprint race. Menurutnya, format baru ini justru membuat balapan terasa setengah-setengah. Tapi, apa alasan sebenarnya di balik ketidaksukaannya?
Pernyataan kontroversial ini dilontarkan Marquez setelah ia memenangkan Sprint Race MotoGP Spanyol 2025 yang berlangsung pada Sabtu (26/4/25) di Sirkuit Jerez. Menurutnya, sprint race terasa nanggung.
“Saya selalu mengatakan yang sama di hari Sabtu (hari gelaran Sprint), yakni saya membenci Sprint race karena di hari ini saya merasa sangat senang, tapi saya harus mengontrol perasaan ini karena masih ada (Minggu yang jadi) hari terpenting,” ujar Marquez dikutip dari Crash.
Baginya, meskipun sprint race memberikan tontonan lebih banyak, rasanya tetap tidak lengkap. Kemenangan terasa setengah-setengah, dan kegagalan pun tidak terlalu mengganggu karena masih ada kesempatan di balapan utama.
“Tapi, di depan kerumunan ini, kamu mendapatkan kekuatan ekstra,” lanjutnya.
Dalam Sprint Race MotoGP Spanyol kemarin, Marquez mengklaim ia mencoba untuk memaksimalkan performa di awal, kemudian mengontrol jarak di bagian kedua race.
“Seperti yang saya lakukan di sprint race lainnya, saya mencoba untuk mendorong di awal dan kemudian mengontrol di bagian kedua balapan,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa ketika ia berhasil menciptakan jarak sekitar satu atau satu setengah info, itu sudah cukup untuk mengendalikan posisi.
Marquez juga mengomentari performa lawan-lawannya, seperti Francesco Bagnaia yang dikenal kuat di balapan hari Minggu.
“Pasti, terlihat bahwa Pecco pada hari Minggu sedikit lebih kuat, jadi mari kita lihat,” katanya.
Marquez juga menyoroti bahwa bukan hanya Bagnaia, tetapi juga Alex Marquez dan Fabio Quartararo, yang menurutnya akan sangat kuat di hari Minggu.
Meski meraih kemenangan di sprint race, Marquez tetap menekankan bahwa balapan utama adalah yang paling diutamakan. Sprint race memang menambah intensitas dan keseruan bagi penggemar, tetapi bagi pebalap, momen hari Minggu tetap menjadi penentu sejati dalam setiap akhir pekan balapan.