Legenda balap asal Spanyol, Jorge Lorenzo, kerap kali mengalahkan Valentino Rossi di era prime-nya. Padahal, ketika itu, The Doctor merupakan pebalap terkuat di lintasan dan sulit sekali dikalahkan. Apa rahasianya?
Disitat dari Motosan, Lorenzo bukan mengungkap rahasia teknis atau strategis untuk mengalahkan prime Rossi di MotoGP. Dia justru bicara faktor lain yang berkaitan dengan fisik dan kesiapan mental selama membalap.
Ketika itu, Lorenzo membeli motorhome mutakhir yang bisa dibongkar-pasang. Menariknya, di dalam fasilitas tersebut, ada cryosauna yang bisa didinginkan hingga suhu -180 derajat celcius. Dia menggunakan itu untuk relaksasi tubuh menjelang perlombaan.
“Saya membeli sebuah motorhome yang dapat dibongkar sepenuhnya. Itu bukan motorhome Amerika yang bentuknya seperti cetakan dan tak dapat dimodifikasi; saya membangun motorhome sesuai keinginan saya,” ujar Lorenzo, dikutip Selasa (30/12).
“Saya memasang cryosauna di dalamnya, tempat saya masuk ke ruangan bersuhu minus 180 derajat selama tiga menit untuk memulihkan diri setelah latihan. Ya, pada suhu minus 180 derajat,” tambahnya.
Motorhome tersebut, ketika itu, selalu terparkir di samping motorhome Rossi. Namun, menurutnya, fasilitas itu memiliki satu masalah logistik yang cukup menantang. Lorenzo dan timnya harus mencari tempat untuk memproduksi hidrogen.
“Saya punya sesuatu yang tidak diketahui siapa pun, saya ingin merahasiakannya. Saya menyuruh asisten saya untuk menaruh hidrogen di belakang motorhome. Tidak ada yang bisa melihatnya, bahkan asisten Valentino sekalipun. Saya tidak ingin siapa pun tahu, manajer saya pun tak tahu,” tuturnya.
“Saya melakukan ini pada musim 2015, dan pada akhirnya saya memenangkan gelar juara,” lanjutnya.
Selain fasilitas untuk relaksasi tubuh, Lorenzo juga mengaku punya dokter pribadi yang memiliki sejumlah metode khusus. Hal tersebut, kata dia, sangat berpengaruh ke performanya saat masih muda.
“Saya punya dokter khusus yang memiliki metode untuk membuat saya lebih kuat, fisioterapis, semuanya. Saya melakukan semuanya dan menginvestasikan segalanya untuk menjadi lebih kuat. Cristiano Ronaldo juga sama; dia menginvestasikan 12 jam sehari untuk menjadi lebih baik, dia mendedikasikan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada orang lain, dan akhirnya dia membuat perbedaan,” kata Lorenzo.
