BBM Bobibos dikembangkan dari jerami. Bagaimana caranya?
Bahan bakar Bobibos tengah jadi sorotan. BBM itu diklaim sepenuhnya terbuat dari nabati. Adapun nabati yang digunakan berupa jerami. Jerami merupakan limbah pertanian yang selama ini sering dianggap tak berguna. Tapi oleh Bobibos, jerami itu justru dimanfaatkan jadi bahan bakar yang menjadi sumber tenaga pada kendaraan.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Bobibos dalam akun Instagramnya menyebut, pemanfaatan jerami ini tidak mengganggu produksi beras. Justru ini menjadi nilai ekonomi tambahan bagi petani.
“Dengan mengolah sisa panen menjadi bahan bakar berkualitas tinggi, Bobibos menjadi langkah nyata menuju swasembada energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” demikian penjelasan Bobibos.
Lalu bagaimana prosesnya? Jerami itu dikumpulkan dari petani dan kemudian menjalani sejumlah proses bioenergi hingga menjadi bahan bakar siap pakai. Bobibos menjelaskan salah satu proses krusialnya berupa penyuntikan serum khusus yang memungkinkan jerami berubah menjadi energi dengan efisiensi tinggi.
“Jerami dikelola untuk ekstraksi dengan biochemistry, ekstrak tanaman. Gunakan mesin yang memang kami rancang dari nol. Tahapannya lima tahap, dan akhirnya menghasilkan bahan bakar nabati berkinerja tinggi,” terang Founder Bobibos M Iklas Thamrin.
Menurut Iklas, pemilihan jerami sebagai bahan baku Bobibos bukan tanpa alasan. Ini lantaran jerami punya stok yang melimpah. Bermula dari sawah yang menghasilkan padi, dan jeraminya lah yang dimanfaatkan sebagai bahan baku tersebut.
Jerami dinilai jadi bahan nabati paling efektif dalam pengembangan BBM Bobibos. Sebelumnya, Bobibos pernah menggunakan mikroalga namun hasilnya kurang optimal.
Meski sudah ramai jadi sorotan, BBM Bobibos justru belum bisa dibeli secara bebas. Namun dipastikan harga jual BBM Bobibos nantinya bisa lebih murah dari bahan bakar yang kini beredar di pasaran. Bobibos saat ini masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk kelanjutan produksi ke depannya.
BBM Bobibos punya dua jenis bahan bakar yakni bensin dan solar. Kedua jenis BBM itu sepenuhnya dibuat menggunakan tumbuhan. Bobibos juga diklaim sudah diuji di beberapa model mobil dan motor seperti Honda BeAT, Toyota Alphard, hingga Nissan Navara bermesin diesel. Hasilnya, mobil disebut bisa menyala dan hanya mengeluarkan sedikit asap.
Sebelumnya, Direktur Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengapresiasi inovasi yang dilakukan dalam menghadirkan BBM ramah lingkungan. Namun menurut Laode untuk bisa menghadirkan BBM yang layak digunakan masyarakat membutuhkan waktu dan tahapan yang panjang.
“Tapi seperti yang saya jelaskan, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal 8 bulan, baru kita putuskan apakah ini layak atau tidak,” ujar Laode.
Laode menjelaskan saat ini BBM Bobibos itu baru mengajukan usulan uji laboratorium. Pun dengan hasilnya juga belum bisa diketahui.
“Dan kalau minta uji berarti kan hasilnya laporan hasil uji, bukan sertifikasi ya. Ini saya perlu luruskan, biar tidak terjadi simpang siur. Kemarin saya juga dapat, oh sudah disertifikasi. Saya luruskan di sini bahwa ini belum disertifikasi,” terang Laode.
Saksikan Live DetikPagi:
