Shell belum membeli BBM dari Pertamina. Apa sebabnya?
SPBU swasta diminta untuk membeli BBM dari Pertamina. Langkah ini ditempuh untuk mengatasi kelangkaan yang melanda deretan SPBU swasta seperti Shell, Vivo, hingga BP. SPBU swasta tersebut sudah menyatakan kesediaannya untuk membeli BBM dari Pertamina, asalkan berupa base fuel belum ada campuran apapun.
Dua SPBU swasta yakni BP dan Vivo disebut sudah berminat untuk membeli BBM dari Pertamina. Sementara Shell kabarnya belum, apa sebabnya?
“Satu tidak bisa melakukan negosiasi ini karena ada birokrasi internal yg harus ditempuh. Yang berminat itu Vivo, sama APR (joint venture AKR dan BP) yang terkait internal tadi Shell,” demikian dijelaskan Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR.
Kendati demikian, diketahui belakangan Vivo dan BP batal membeli BBM dari Pertamina. Ini lantaran ditemukan adanya etanol 3,5 persen pada BBM yang diimpor Pertamina tersebut. Hingga saat ini, belum ada SPBU swasta yang membeli BBM dari Pertamina. Namun tak menutup kemungkinan, bila nanti BBM yang didatangkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, akan terjadi kesepakatan baru.
Di sisi lain, Shell mengaku sudah kehabisan stok BBM jenis bensin. Presiden Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengungkap kini hanya tersisa sekitar lima SPBU yang menjual bensin dari total 200 SPBU yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Sejatinya, kelangkaan BBM ini sudah diantisipasi Shell sejak bulan Juni 2025. Ingrid menyebut pihaknya sudah meminta kuota impor tambahan mengingat ada kenaikan permintaan dari konsumen.
“Namun kami baru menerima tanggapan resmi melalui surat dari bapak wakil menteri ESDM tertanggal 17 Juli 2025 yang menyampaikan adanya pembatasan terhadap kegiatan impor. Jadi ada pembatasan importasi. Surat tersebut mengatakan bahwa impor dibatasi hanya 10 persen di atas penjualan dari 2024,” ujar Ingrid.
Ingrid lebih lanjut menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi dengan Pertamina terkait penyediaan base fuel.
“Awalnya Pertamina bersedia menyediakan produk as-is (apa adanya) tapi setelah mendengar kekhawatiran kami, Pertamina menyediakan dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiasikan hal tersebut. Saat ini kami masih dalam pembahasan B2B sesuai dengan anjuran bapak menteri,” lanjut Ingrid.