Toyota membantah rumor yang mengatakan pihaknya akan membeli atau mengakuisisi merek mobil listrik China, Neta. Sebelumnya ada kabar menyebutkan pabrikan asal Jepang tersebut akan mengambil alih Neta yang sedang mengalami krisis keuangan.
Dikutip dari Carnewschina, Toyota China secara tegas menolak spekulasi tentang potensi pengambilalihan Neta Auto. Xu Yiming, Kepala Komunikasi Merek di Toyota Motor (China) Investment Co., Ltd., menanggapi dengan jelas. “Kami belum pernah mendengar soal ini dan kami minta bantuan untuk mengklarifikasi rumor tersebut,” kata Yu.
Sebelumnya pada 12 Mei, Kuai Technology, melaporkan Toyota tengah mengevaluasi akuisisi saham Neta Auto, yang sedang dilanda krisis. Diketahui sejak awal 2025 Neta aktif mencari sumber pendanaan baru untuk mengatasi krisisnya.
Perusahaan berencana mengumpulkan sekitar 4-4,5 miliar yuan (Rp 9,2 hingga Rp 10,3 triliun), dengan investor utama menyumbang sekitar 3 miliar yuan (Rp 6,9 triliun).
Sesuai road map perusahaan, setelah menyelesaikan masalah utang, investor utama ditargetkan hadir pada bulan April, terutama buat memulihkan produksi dan mendanai pengembangan masa depan secara penuh. Namun, sumber di Neta Auto mengonfirmasi bahwa hingga pertengahan Mei, investasi baru ini masih belum terealisasi.
Dalam perkembangan terakhir, catatan pengadilan dari 13 Mei 2025, mengungkapkan jika Hozon New Energy Automobile Co., Ltd.-perusahaan induk Neta Auto-kini tengah menghadapi kasus peninjauan kebangkrutan.
Menurut ‘Platform Pengungkapan Informasi Kebangkrutan Perusahaan Nasional’, Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd. mengajukan kasus tersebut dan sedang diproses oleh Pengadilan Rakyat Menengah di Kota Jiaxing di Provinsi Zhejiang.
Berdasarkan hukum kepailitan di China, proses ini biasanya dimulai dengan pengajuan pra-reorganisasi atau pengajuan kepailitan formal. Usai kreditor mengajukan likuidasi kepailitan, pengadilan harus memberi tahu perusahaan debitur dalam waktu lima hari.
Debitur kemudian memiliki waktu tujuh hari untuk mengajukan keberatan atas pengajuan tersebut. Jika reorganisasi dilanjutkan, debitur atau pengurus yang ditunjuk harus menyerahkan draf rencana reorganisasi ke pengadilan dan rapat kreditur dalam waktu enam bulan sejak putusan pengadilan untuk memulai reorganisasi.