Ini yang Bikin VinFast Beda dengan Pabrikan Mobil Listrik Lainnya

Posted on

VinFast memiliki strategi berbeda dalam membangun industri mobil listrik di Indonesia. Produsen asal Vietnam tersebut menekankan pada pembangunan ekosistem kendaraan listrik secara komprehensif atau menyeluruh.

“Ya, jadi kami memang melakukan pendekatan komprehensif untuk menyesuaikan dengan misalnya culture atau concern, kebutuhan di lokal. Jadi, kalau kita bicara kendaraan listrik, kami lihat dulu sebenarnya concern-nya ini apa sih, orang untuk pindah dari combustion ke listrik. Nah, kami melihat pertama itu mereka concern mengenai upfront pricing,” buka CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Kariyanto menjelaskan, masih banyak orang berpikir harga mobil listrik lebih mahal dari harga mobil bermesin pembakaran dalam atau ICE. Tapi anggapan itu tidak selamanya benar karena belakangan harga mobil listrik juga bisa bersaing, bahkan bisa lebih murah dibanding harga mobil bermesin pembakaran dalam.

“Terus yang ketiga, orang Indonesia itu concern mengenai resale value-nya. Harga jual kembalinya, gimana kondisi baterainya. Jadi, kami terus melakukan penyesuaian,” ujar Kariyanto lagi.

Ditambahkan Kariyanto, saat ini ada 27 merek mobil listrik yang bermain di pasar kendaraan elektrifikasi Indonesia, ada merek yang menjual mobil listrik murni, ada juga yang menjual secara campuran, baik itu mobil listrik murni maupun mobil hybrid.

“Terus kalau kita bicara teknologi, 27 company ini pasti selalu berlomba-lomba menemukan teknologi baru. Karena R&D mereka juga terus bekerja. Jadi kalau bicara teknologi, tidak ada habisnya. Nah yang menjadi perbedaan kami adalah, kita bicara ekosistem. Karena kalau kita bicara ekosistem, ini memerlukan long term commitment dan juga investasi yang sangat besar,” sambung Kariyanto.

Dia mencontohkan, VinFast memiliki infrastruktur charging station sendiri yang dibangun oleh anak perusahaan Vingroup, yaitu V-Green. Jadi calon konsumen VinFast di Tanah Air tak perlu lagi mengkhawatirkan ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik mereka.

“Saat ini V-Green sudah punya kurang lebih 1.700 titik di seluruh Indonesia. Ambisi kami sangat besar, sampai tahun depan kami ingin punya 50.000 titik. Kenapa? Karena itu salah satu kunci keberhasilannya yang kami pelajari dari Vietnam. Di Vietnam, VinFast nomor satu leading automotive brand in total industry. Kunci keberhasilannya adalah karena ketersediaan charging infrastructure,” tambah Kariyanto.

Selain membangun ekosistem charging station, VinFast juga membangun pabrik di Subang, Jawa Barat, sebagai komitmen jangka panjang mereka di Indonesia. “Desember ini akan selesai, dan tahun depan mulai berproduksi,” jelasnya lagi.

Tak hanya itu, VinFast Indonesia juga menjamin resale value kendaraan yang mereka jual. “Kami menjawab kekhawatiran orang Indonesia mengenai resale value. Kami bawa ekosistem, yaitu company kami sendiri, yang handle untuk used car sama rental. Sehingga kami berikan jaminan resale value untuk semua pembeli mobil VinFast,” ujarnya.

“Setelah digunakan misalnya tiga tahun itu kita masih jamin harga pembelian kembalinya di 70%. Nah ke mana mobilnya? Tentunya mobilnya akan kami rekondisi bisa dipakai untuk ekosistem kami yang lain, misalnya taksi karena kami punya perusahaan taksi juga ataupun dijual sebagai used car. Jadi penyesuaian yang kami lakukan bukan hanya dalam hal teknologi, tetapi juga dari sisi ekosistem kendaraan listrik,” tukas Kariyanto.