Honda telah menunjukkan keseriusannya menggarap mobil listrik melalui pameran Japan Mobility Show (JMS) 2025. Bahkan, peluncuran produk mereka berpusat ke kendaraan ramah lingkungan tersebut. Lantas, sejauh apa peluang Asia Tenggara ditunjuk sebagai pusat pengembangan mobil listrik?
Toshio Kuwahara selaku President & CEO of Asian Honda Motor Co. menegaskan, pihaknya harus melakukan banyak pertimbangan sebelum menetapkan suatu negara sebagai pusat pengembangan atau produksi. Menurutnya, penunjukkan itu tergantung permintaan pasar setempat.
“(Pusat) produksi dilakukan di wilayah yang memiliki permintaan. Beberapa model elektrifikasi sudah mulai diproduksi di Thailand dan Indonesia sebelum Jepang,” ujar Kuwahara pada forum diskusi yang digelar di kantor Honda di Minato, Tokyo, Jumat (31/10).
Sementara untuk mobil listrik murni, kemungkinan besar akan dipusatkan di India. Bahkan, Kuwahara telah menegaskan, kendaraan konsep 0 series akan diproduksi di negara berjuluk Tanah Bharata tersebut.
“Jadi, untuk Zero Series Alpha akan diproduksi di India. Wilayah ini sangat penting bagi Honda, namun tidak ada satu negara pun yang ditetapkan sebagai pusat produksi tunggal,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Toshihiro Mibe selaku Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Corporation (HMC) memastikan, Honda tak setengah-setengah dalam mengembangkan teknologi baru seperti mobil listrik. Dia juga menolak anggapan publik yang menyebut Honda tak serius menggarap segmen tersebut.
“Pada Mei 2024, Honda menyesuaikan komposisi penjualan jangka menengah dengan memperbesar porsi HEV hingga 2030, menyesuaikan dengan melambatnya pertumbuhan pasar EV global,” tutur Mibe.
“Namun, pengembangan EV justru terus dipercepat karena teknologi ini tetap menjadi pilar utama dalam upaya Honda menuju carbon neutrality,” kata dia menambahkan.






