Harga mobil listrik bekas anjlok. Apa penyebabnya?
Harga mobil listrik bekas terjun bebas. Sebagai gambaran, harga baru BYD Seal Premium senilai Rp 639 juta dan Seal Performance AWD Rp 750 juta. Namun, satu tahun setelah peluncuran, harga kendaraan tersebut di marketplace turun Rp 200 jutaan.
Selanjutnya ada Wuling BinguoEV berumur satu tahun harga bekasnya kini Rp 200 jutaan. Padahal harga barunya untuk varian tertinggi Rp 330 jutaan. Direktur OLXMobbi Agung Iskandar tak menampik harga jual mobil listrik memang turun sangat tajam. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran banyak mobil listrik baru bermunculan.
“Menurut kami, hal ini menjadi tantangan bagi pemilik mobil listrik yang menjual kembali kendaraannya. Hal ini dikarenakan harga mobil listrik baru yang cenderung turun karena persaingan yang sangat kompetitif,” kata Agung kepada detikOto belum lama ini.
Kondisi ini menurutnya tak seperti harga jual kembali mobil bermesin konvensional yang cenderung stabil. Misalnya untuk Avanza yang berumur satu tahun, harga bekasnya di rentang Rp 230-250 jutaan. Padahal harga barunya juga tak jauh berbeda yakni mulai Rp 240 hingga Rp 280 juta.
“Harga jual mobil listrik bekas di pasaran saat ini terpantau mengalami tingginya depresiasi, bahkan lebih tinggi dibandingkan mobil hybrid dan mobil konvensional atau non-listrik,” tutur Agung lagi.
Di lain pihak, Founder National Battery Research Institute Evvy Kartini mengungkap anjloknya harga mobil listrik itu adalah baterainya. Baterai merupakan komponen termahal yang terdapat di mobil listrik. Banderol komponen tersebut bisa 40-50 persen dari total harga jual kendaraan. Itulah mengapa, kata Evvy, mulai banyak produsen yang menjual mobil listrik dengan sistem sewa baterai.
“Harga baterai setengah harga mobil, jenis LFP dan semua. Jadi ketika harga baterai turun pasti mobil listrik turun,” tutur Evvy.
Saksikan Live DetikPagi :