Baru-baru ini, National Battery Research Institute mengungkap fakta unik soal mobil listrik di Indonesia. Menurut mereka, harga jual kembali kendaraan tersebut ‘nyungsep’ akibat keberadaan komponen baterai. Lantas, apa kata produsen soal ini?
Strategy & Marketing Director GWM Indonesia, Martina Danuningrat mengatakan, produsen tak bisa sepenuhnya menjamin harga jual kembali mobil listrik akan stabil. Perusahaan hanya bisa memberikan produk dan layanan terbaik ke konsumen.
“Kalau soal jaminan, tidak ada (produsen) yang bisa jamin. Tapi kalau dilihat ya, memang orang Indonesia sebelum beli (mobil) kan sudah nanya berapa harga jualnya. Dipakai dulu aja sih (mobil listriknya). Dipakai dulu untuk (menikmati) experience-nya,” ujar Martina saat ditemui di Bogor, Jawa Barat.
GWM Indonesia belum lama ini meluncurkan mobil listrik pertamanya di Tanah Air, yakni GWM Ora 03. Kendaraan tersebut dibanderol Rp 370 jutaan dengan status on the road Jakarta.
“Menurut aku sih, sebagai produsen, kami memberikan layanan terbaik aja (ke konsumen). Kita kan juga ada warranty-nya 8 tahun dan 200 ribu km, ini membuktikan kenyamanan konsumen tetap kita jaga,” ungkapnya.
Diberitakan detikOto sebelumnya, Founder National Battery Research Institute Evvy Kartini mengatakan, jebloknya harga jual kembali mobil listrik disebabkan komponen baterai yang ‘kesehatannya’ terus turun dari tahun ke tahun.
Baterai merupakan komponen termahal yang terdapat di mobil listrik. Banderol komponen tersebut bisa 40-50 persen dari total harga jual kendaraan. Itulah mengapa, kata Evvy, mulai banyak produsen yang menjual mobil listrik dengan sistem sewa baterai.
“Harga baterai setengah harga mobil, jenis LFP dan semua. Jadi ketika harga baterai turun pasti mobil listrik turun,” tutur Evvy Kartini.
“Misal Anda pakai mobil listrik 3 tahun, orang yang mau beli pasti menghitung, sisa masa pakai cuma 2 tahun, karena baterainya belum direcycle, ganti baterai juga setengah harga mobil, jadi makanya turun, bukan bodi atau apa, jadi baterainya,” kata dia menambahkan.
Sebagai gambaran, harga baru BYD Seal Premium senilai Rp 639 juta dan Seal Performance AWD Rp 750 juta. Namun, satu tahun setelah peluncuran, harga kendaraan tersebut di marketplace turun Rp 200 jutaan!
Harga mobil bekas lain seperti Hyundai juga jeblok. Ioniq 5 Signature Long Range yang harga barunya Rp 844 juta, hanya ditawarkan Rp 465 juta-Rp 550 juta di lama jual-beli kendaraan bekas. Kendaraan tersebut umumnya keluaran dua tahun lalu.
Selain BYD dan Hyundai, harga mobil listrik buatan Chery juga mengalami penurunan besar. Chery J6 yang dibanderol Rp 505 jutaan bisa ditebus Rp 450 jutaan di pasar kendaraan bekas.