Dealer Mobkas Belum Berani Jual Mobil Listrik, Ini Sebabnya baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Mobil listrik mulai bisa diterima masyarakat Indonesia dengan penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini harga mobil listrik baru juga sudah semakin murah, bahkan ada yang di bawah Rp 200 jutaan. Tapi bak pisau bermata dua, harga mobil listrik anyar yang semakin kompetitif, belum diikuti dengan harga jual kembali (resale value) yang baik. Bahkan tak jarang dealer mobkas (mobil bekas) belum berani menjual unit mobil listrik bekas.

“Alasan utamanya karena dealer mobil bekas masih belum bisa mengira-ngira margin (keuntungan) yang didapat jika menjual mobil listrik. Karena aktual hari ini, tidak ada ‘median price’ (nilai tengah) yang pasti dari harga mobil listrik bekas,” ungkap Dedi Saeful Anwar dari Azzami Mobilindo kepada detikOto, Senin (11/8/2025).

Fenomena yang terjadi di lapangan saat ini memang demikian. Harga bekas mobil listrik bisa terjun bebas setelah digunakan lebih dari dua tahun. Sebagai contoh, di laman jual beli mobil bekas, OLX, Hyundai Ioniq 5 2023 tipe Signature Long Range ditawarkan dengan harga pembuka Rp 460 juta. Padahal harga Ioniq 5 dengan tipe yang sama dan dalam kondisi baru, harganya mencapai Rp 844,6 juta. Artinya, dalam 2,5 tahun pemakaian, harga mobil ini terdepresiasi hingga 55% atau lebih dari separuhnya.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Contoh lainnya ada mobil listrik Wuling Air ev tahun 2023 varian Long Range yang ditawarkan pelapak dengan harga pembuka Rp 155 juta. Padahal saat diperkenalkan sekira dua tahun lalu, versi ini dijual Rp 299,5 juta. Artinya ada depresiasi harga hingga 51,75%.

Selain harga bekasnya yang anjlok, alasan lain dealer mobkas belum berani menjual mobil listrik adalah karena para APM (agen pemegang merek) acap melakukan kebijakan merevisi harga mobil listriknya menjadi lebih murah.

Contohnya pada Juni 2025 lalu, Chery memperkenalkan mobil listrik Chery E5 yang sebelumnya bernama Omoda E5. Dengan pergantian nama itu, harga mobil listrik ini turun hingga Rp 100 jutaan. Saat masih menggunakan embel-embel ‘Omoda’, E5 dibanderol Rp 505 jutaan, kini E5 ditawarkan mulai dari Rp 399 jutaan saja.

“Karena tahun kemarin dengan tahun ini, harga barunya saja bisa lebih murah di tahun ini, itu juga salah satu faktor yang membuat median price tak pasti untuk kami selaku pelaku usaha mobil bekas untuk bisa belanja mobil listrik bekas,” sambung Dedi.

“Di sisi lain, jika kita bicara teknis mobilnya, kan belum tahu kualitasnya. Mungkin kita harus tunggu 5-10 tahun ke depan supaya bisa tahu persis kualitasnya,” tukas Dedi.