Bus listrik Laksana ini dirancang untuk kebutuhan angkutan perkotaan. Dinamakan Nucleus 6, kendaraan ramah lingkungan ini hadir dengan teknologi kelistrikan terbaru yang mendukung efisiensi energi tinggi dan masa pakai yang lebih panjang.
Bus ini dirancang memenuhi kebutuhan layanan seperti bus sekolah, shuttle bandara, dan transportasi karyawan. Nucleus 6 juga dirancang agar ramah pada penumpang penyandang disabilitas, dengan fitur seperti ramp, tempat duduk prioritas, serta pegangan tangan yang mudah dijangkau. Desain yang simple memudahkan bus bermanuver pada area dengan akses jalan terbatas dengan tetap mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang.
“Peluncuran Nucleus 6 adalah wujud nyata kemampuan kami dalam memproduksi bus listrik di dalam negeri, dengan dukungan kolaborasi bersama mitra strategis seperti VKTR, Hyundai, Skywell, dan merek lainnya. Ini menjadi bukti bahwa industri dalam negeri mampu menjawab tantangan elektrifikasi transportasi publik secara mandiri dan berkelanjutan,” kata Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur Stefan Arman pada peluncuran Nucleus 6 di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (15/7/2025).
Bus listrik Laksana diklaim memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 41% dan akan terus ditingkatkan. Ini menunjukkan komitmen Laksana dalam mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor dan secara aktif memperkuat daya saing industri dalam negeri meski di tengah gempuran produk bus utuh dan siap pakai, atau completely build up (CBU) dari luar negeri.
Secara tampilan, Nucleus 6 memiliki bodi bus lebih ramping, dari pendahulunya seri E-Cityline, namun masih tetap memiliki ruang kapasitas penumpang yang sama.
Desain terbaru seri Nucleus mengusung konsep yang modern dan fungsional, dengan garis-garis yang bersih dan proporsi yang seimbang. Setiap elemen dirancang untuk efisiensi tanpa mengorbankan estetika, mencerminkan karakter yang tegas namun tetap elegan.
Sentuhan modern terlihat dari detail lampu LED, pemilihan material ringan, hingga integrasi teknologi terkini. Hasilnya adalah kendaraan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga relevan dengan kebutuhan mobilitas saat ini.
Selama hampir lima dekade, Laksana telah memproduksi ribuan unit bus medium hingga big bus premium untuk keperluan pariwisata, transportasi antar kota (AKAP), hingga sistem angkutan massal seperti Transjakarta.
Produk-produk Laksana tidak hanya mendominasi jalanan di Indonesia, tapi juga telah menembus pasar internasional seperti Fiji, Timor Leste, Bangladesh, Laos, dan Sri Lanka.
Saat ini, Laksana memproduksi sekitar 1.200 hingga 1.500 unit bus setiap tahunnya, dengan lebih dari 1.000 unit di antaranya melayani ratusan halte Transjakarta, membuktikan skala produksi dan kontribusi nyata terhadap sistem transportasi publik Indonesia.
Sebagai langkah strategis ke depan, Laksana juga tengah membangun pusat riset dan pengembangan (R&D Center). Fasilitas ini akan menjadi ruang kolaboratif antara Laksana dengan berbagai mitra teknologi, termasuk pengembang sistem kelistrikan dan institusi pendidikan, untuk menciptakan solusi transportasi masa depan yang efisien, hijau, dan berbasis produksi lokal.
“Kami berharap dengan hadirnya pusat riset dan pengembangan, serta sinergi strategis bersama para APM bus listrik di Indonesia seperti contohnya VKTR yang berada di Magelang, kami tidak hanya memproduksi bus, tetapi membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi, mulai dari manufaktur, distribusi, hingga layanan purnajual. Ini adalah bagian dari visi besar kami untuk mempercepat transformasi transportasi hijau di Indonesia, sejalan dengan target pengurangan emisi nasional,” tambah Stefan.
Di tengah ketatnya persaingan global dan banjirnya produk impor, kehadiran Nucleus 6 menjadi penegasan bahwa industri lokal yang didukung oleh teknologi, inovasi, dan kolaborasi strategis memiliki kapasitas untuk bersaing sejajar dengan produk internasional.
Laksana pun meyakini bahwa masa depan transportasi Indonesia harus dibangun dari dalam negeri, oleh tangan talenta lokal, dan untuk kemajuan masyarakat secara luas.