Belajar Tertib dari Penyeberang Jalan di Jepang

Posted on

Ketika berkunjung ke negara maju seperti Jepang, ada satu kesamaan yang kerap kali kami temui: ketertiban. Bahkan, hal itu bisa tergambar melalui kebiasaan warganya saat hendak menyeberang jalan.

Selayaknya negara maju lain, penyeberangan jalan di Jepang umumnya menggunakan teknologi pelican crossing. Jadi, kita hanya bisa melintas di zebra cross ketika lampu ‘pejalan kaki’ menyala hijau.

Menariknya, ketika kami berkunjung ke Tokyo dan kawasan lain di sekitarnya, warga setempat tetap menunggu lampu penyeberangan ‘hijau’, meski situasi jalan raya sedang kosong melompong. Padahal, mereka bisa saja melintas ketika lampu dalam kondisi ‘merah’.

Kekaguman kami makin menjadi-jadi ketika berkeliling ke Ikebukuro di jam 06.00 pagi. Ketika itu, langit belum sepenuhnya terang dan jalan raya belum banyak dilintasi kendaraan. Namun, warga setempat yang sedang jogging atau jalan kaki, tetap berhenti ketika lampu pelican crossing merah.

Mereka tetap bisa patuh meski tak ada petugas atau kamera yang memantau. Sebab, budaya tertib dan sabar memang telah mengakar dalam hidup orang-orang Jepang.

“Orang Jepang memang sangat tertib. Kalau kamu ke sini, kamu harus mengikuti budaya (tertib) yang seperti itu. Kebiasaan mereka antre, menunggu, mereka terbiasa begitu,” ujar Gwan-San selaku tour guide asal Malaysia yang sudah belasan tahun menetap di Jepang.

Disitat dari laman Japanese Law, Senin (3/11), aturan tentang menyeberang jalan di Jepang tertulis dengan jelas di Road Traffic Act. Pada pasal 12 dan 13 tertulis, pelanggar bisa dikenakan penal provions atau ketentuan pidana.

Bahkan, sejumlah artikel berbahasa Jepang mengatakan, pelanggar yang sampai membahayakan orang lain, bisa dikenakan hukuman penjara maksimal tiga bulan dan denda maksimum 50 ribu yen atau sekira Rp 5 juta.

belajar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *