Begini Status Uji Berkala Elf yang Kecelakaan Maut di Tawangmangu

Posted on

Kecelakaan maut lagi-lagi terjadi akibat rem blong. Sebuah mobil Elf yang mengangkut wisatawan mengalami kecelakaan di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Kecelakaan maut itu terjadi di jalur lama jalan Magetan-Tawangmangu, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Kecelakaan tersebut menewaskan lima orang. Mobil Elf bernomor polisi S 7338 AA ringsek, penumpangnya sampai terlempar keluar.

“Kendaraan tersebut dari Padangan, Bojonegoro, mau ke Tawangmangu. Saat mendekati TKP diduga rem tidak berfungsi sehingga blong, sampai di TKP dan terjadi kecelakaan lalu lintas,” kata Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Agista Ryan Mulyanto, dikutip detikJateng.

Agista menambahkan, Elf menabrak jembatan atau buk yang ada di lokasi. Kerasnya benturan yang terjadi membuat sejumlah penumpang terlempar keluar. Bahkan ada yang sampai terguling dan jatuh ke jurang.

Dikutip dari situs resmi Mitra Darat Kementerian Perhubungan, mobil Elf dengan pelat nomor S 7338 AA itu masih aktif status uji berkalanya. Pelat nomor itu terdaftar untuk mobil bus kecil merek Isuzu dengan status uji berkala Lulus dari Dishub Kabupaten Bojonegoro. Status uji berkala itu masih berlaku hingga 4 Agustus 2025. Namun, status izin angkutannya atau Spionam tidak terdata dalam situs Mitra Darat.

Penyebab Rem Blong

Sudah sering kali terjadi kecelakaan maut akibat rem blong. Praktisi keselamatan berkendara dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, banyak kecelakaan rem blong yang disebabkan oleh pengemudinya yang tidak memahami cara berkendara aman di jalan berbukit.

“Cara pengereman mereka hanya mengandalkan pengereman service brake atau rem kaki. Ketika dia menggunakan service brake saja, akibatnya konstruksi rem akan mengalami suhu panas yang berlebih. Akibatnya, kemampuan rem akan menyusut. Ketika kemampuan rem menyusut jarak pengereman kendaraan akan jauh bahkan kendaraan akan hilang kendali,” kata Jusri kepada detikOto beberapa waktu lalu.

Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Ahmad Wildan juga mengungkapkan hal serupa. Menurut Wildan, banyak sopir yang salah melakukan prosedur dalam mengemudi di jalan menurun.

“Kegagalan pengereman pada jalan menurun sering dipicu kesalahan prosedur mengemudi di mana mereka menggunakan gigi tinggi dan mengerem menggunakan foot brake tanpa memanfaatkan perlambatan oleh mesin dan exhaust brake,” tutur Wildan dihubungi detikOto beberapa waktu lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *