Begini Awal Mula Rossi-Marquez Musuhan, Bukan di Sepang 2015

Posted on

Ada satu momen unik saat MotoGP Austria 2025, pekan lalu. Ketika itu, kamera TV menangkap detik-detik Marc Marquez dan Valentino Rossi saling berpapasan di area paddock. Namun, keduanya sama-sama cuek dan tak bertegur sapa.

Kondisi itu makin menguatkan dugaan publik soal hubungan Marquez-Rossi yang belum juga membaik. Padahal, Rossi sudah pensiun atau gantung helm empat tahun lalu.

Meski rivalitas Marquez dan Rossi sudah mahsyur di penjuru dunia, namun belum banyak yang tahu akar permusuhan keduanya. Selain itu, tak sedikit yang menduga-duga, keduanya mulai berjarak sejak MotoGP Malaysia di musim 2015.

Menariknya, perseteruan The Doctor dan The Baby Alien sudah dimulai sebelum itu. Setidaknya, hal tersebut yang disampaikan Rossi pada siniar yang tayang di akun YouTube Mig Babol, tahun lalu. Bagaimana kisah lengkapnya?

Awal Mula Rivalitas Rossi Vs Marquez

Pada siniar tersebut, Rossi bercerita, hubungannya dengan Marquez sudah retak sejak MotoGP Argentina 2015. Ketika itu, mantan pebalap asal Italia tersebut berpeluang menggenapi gelar juaranya menjadi 10.

“Tibalah pada tahun 2015, saya dalam kondisi baik dan saya tahu bahwa rival terberat saya untuk memenangi kejuaraan adalah Marquez dan Lorenzo juga. Pada balapan pertama di Qatar, Marquez langsung melaju kencang di tikungan pertama, lalu saya berkata ‘baiklah, kami melakukannya dengan baik’,” ujar Rossi, dikutip Selasa (19/8).

“Balapan berjalan dengan baik dan saya menang di Qatar. Kemudian di Argentina berlawanan dengan Marquez lagi, di sinilah perseteruan kami dimulai, semuanya dimulai dari Argentina,” lanjutnya.

Rossi kemudian bercerita awal mula konflik pecah. Ketika di Argentina, Rossi ada di belakang Marquez namun catatan waktunya lebih cepat. Dengan demikian Rossi berhasil mendekati Marquez dan berhasil menyalipnya. Setelah menyalip, Rossi mengira pertarungan di balapan itu sudah berakhir.

“Kami tiba di tikungan kanan, saya sudah berada di depan. Dia berada di belakang, dan bukannya mengikuti di belakang dia justru menyenggol saya. Dia melakukan itu dengan tujuan untuk membuat saya jatuh karena dia tidak ingin kalah. Saya mengikuti garis saya tapi kami malah bersenggolan. Tapi jika dia melakukan itu ke saya, maka saya harus membalasnya hingga dia terjatuh. Setelah itu, dia masih terus berpura-pura akrab, bergaul dengan saya semacam itu, lah,” tuturnya.

Rupanya aksi salip menyalip antara keduanya masih terus berlanjut di Assen. Baik Rossi dan Marquez saling menempel satu sama lain. Namun, di tikungan akhir Sirkuit Assen, Marquez ‘mendorong’ Rossi hingga ke luar lintasan.

“Saya merasa dia datang ke arah saya dan saya tidak punya banyak pilihan, saya tetap melaju. Saya memotong ‘S’ (tikungan di sirkuit Assen) dan menang. Di parc ferme dia mendatangi saya dan berkata ‘mudah untuk menang seperti ini’. Tapi apa yang Anda inginkan dari saya?” ungkapnya.

“Setelah itu kami pergi menemuinya dan saya berkata kepadanya, ‘menurut Anda apa yang harus saya lakukan?’ Setelah itu saya mendengar tim berkeliaran di sekitar paddock, terutama Alzamora dan mengatakan ‘oke, kita tidak bisa bersaing untuk kejuaraan dunia lagi, tapi dia juga tidak bisa menang’. Rumor itu menyebar di Spanyol, dan beberapa teman saya dari Spanyol datang dan mengatakan untuk berhati-hati dan selalu waspada,” lanjutnya.

Hingga akhirnya tiba seri Sepang yang membuat hubungan keduanya kian memanas. Insiden di Sepang mungkin menjadi momen yang tak akan dilupakan penggemar balap motor sedunia. Ketika itu, Rossi diduga menendang Marquez hingga membuatnya dijatuhi sanksi start terbelakang di seri pamungkas.

“Di Malaysia, dia menyakiti saya dan mengganggu saya sepanjang balapan. Setelah itu di sisi kanan saya semakin dekat dengannya karena ia benar-benar ingin bertahan bertarung dengan saya. Dia mencoba membuat saya terjatuh dalam tiga atau empat lap,” urainya.

“Saya mendekatinya dan melihat wajahnya seolah-olah mengatakan ‘cukup, cukup, apa yang kamu lakukan?’ dan setelah itu kami bersenggolan. Dalam hal ini saya memiliki banyak keraguan tentang kontak antara kami berdua, karena dia tidak pernah jatuh tapi pada saat itu, saya tidak ingin menjatuhkannya tetapi dia jatuh, dan hal itu membuat saya kehilangan gelar juara dunia,” kata Rossi menambahkan.

Pada akhirnya, Rossi harus terima dinyatakan bersalah. Dia juga harus rela kehilangan gelar juara dunianya. Kisah tersebut sudah berlalu 10 tahun, namun kenangannya tetap membekas hingga hari ini.

“Reaksi pertama saya adalah melihat ke arah Marquez dan Marquez melihat ke arah Alzamora dan menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Rasanya dia seperti mengatakan ‘kita berhasil’,” kata Rossi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *