Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia merespons fenomena kekosongan jenis bahan bakar tertentu yang terus berlangsung di SPBU swasta. Dia menegaskan badan usaha penyedia bahan bakar swasta sudah diberikan alokasi impor lebih banyak dari tahun lalu.
“SPBU swasta itu sudah diberikan kuota impor 110 persen dibandingkan 2024,” kata Bahlil dikutip dari video Sekretariat Presiden, Selasa (16/9/2025).
“Jadi sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak diberikan, contoh 2024 si perusahaan A mendapat 1 juta kilo liter, di 2025 kita memberikan kuota impor satu juta kilo liter plus 10 persen, berarti 1,1 juta kilo liter,” jelasnya lagi.
Seperti diketahui, berdasarkan pantauan detikOto di lapangan, beberapa SPBU swasta, seperti BP dan Shell terjadi kekosongan stok BBM. Misalnya seperti di wilayah Depok dan Jakarta Selatan.
Pada SPBU BP hanya tersedia BBM jenis Ultimate Diesel. Sementara Shell hanya menjual V-Power Diesel.
Diberitakan detikcom sebelumnya, Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Hadi Ismoyo menilai kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta belakangan terjadi karena adanya perubahan regulasi impor BBM.
Hadi menjelaskan aturan perizinan BBM sebelumnya berlaku 12 bulan sekali, namun sejak 2025 izin hanya berlaku 6 bulan. Menurutnya, kondisi ini membuat SPBU swasta kesulitan menyesuaikan diri karena harus menata ulang logistik dan perangkat pendukung.
“Logistics cost dan perangkat pendukungnya kan perlu di-setting ulang. Bagi SPBU swasta yang mengandalkan impor, butuh waktu untuk menyesuaikannya. Akhirnya yang terjadi justru kelangkaan dan kegaduhan,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (3/9/2025).