Penjelasan Pramono soal Trotoar Dipakai Urai Kemacetan TB Simatupang

Posted on

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menjelaskan perihal rencana penggunaan trotoar untuk mengurai kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Menurutnya, penggunaan trotoar itu tidak akan mengganggu pejalan kaki.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan menggunakan sebagian trotoar yang terdampak proyek galian untuk dijadikan perluasan jalur lalu lintas di Jalan TB Simatupang. Penggunaan trotoar itu hanya sementara waktu.

“Jadi yang dimaksud trotoar adalah trotoar yang tidak dipakai, trotoar yang sedang tidak dipakai karena ada proyek di sana. Dan itu trotoar memang juga tidak bisa dipakai untuk jalan sebagai pedestrian,” kata Pramono dikutip website resmi Pemprov DKI Jakarta.

Kata Pramono, trotoar itu saat ini memang terdampak pengerjaan proyek. Jadi, trotoar tersebut memang tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pejalan kaki.

“Trotoar yang bisa digunakan bukan trotoar yang secara keseluruhan. Tetapi hanya trotoar-trotoar yang sekarang ini memang dipakai untuk proyek itu. Dan memang tidak bisa dipakai untuk orang jalan sebenarnya tidak bisa dipakai,” ujarnya.

Nantinya setelah pengerjaan proyek galian yang ditargetkan rampung pada November 2025, Pemprov DKI Jakarta akan memperbaiki trotoar yang terdampak sehingga dapat digunakan secara maksimal oleh para pejalan kaki.

“Sebagian besar trotoar yang digunakan untuk proyek ini juga sebenarnya sudah mulai digali dan itulah yang kemudian akan kami perbaiki, kami sempurnakan,” kata Pramono.

Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menggelar rapat terbatas bersama sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membahas solusi kemacetan di kawasan Jalan TB Simatupang. Dalam rapat itu, dibahas seputar solusi jangka pendek dan menengah untuk mengatasi macet di TB Simatupang.

Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan langkah penanganan jangka pendek dan menengah, yaitu:

1. Review Proyek Galian

Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek galian yang tengah berlangsung, yaitu proyek IPALD Perumda Paljaya sepanjang 7 km di Cilandak serta proyek perpipaan Rusun Tanjung Barat sepanjang 4 km. Kedua proyek penting ini ditargetkan rampung pada Oktober dan November 2025.

2. Percepatan Pengerjaan

PAM Jaya dan Paljaya diinstruksikan mempercepat pekerjaan dengan sistem 24 jam non-stop, memperpendek pagar proyek, menempatkan flagman, dan langkah teknis lainnya.

3. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat

Mengatur buka-tutup pintu masuk/keluar tol pada jam sibuk guna mengurangi penumpukan kendaraan.

4. Optimalisasi Area Publik

Memanfaatkan area yang masih tersedia sebagai halte atau parkir sementara agar kendaraan umum tidak menumpuk di pinggir jalan saat menaikkan dan menurunkan penumpang.

5. Pemanfaatan Trotoar

Menggunakan sementara trotoar di area terdampak proyek untuk memperlebar ruas jalan, terutama di titik penyempitan (bottleneck), mengingat trotoar di lokasi tersebut saat ini belum dapat digunakan pejalan kaki.

6. Sinergi Antar-Lembaga

Memperkuat koordinasi lapangan secara terpadu antara Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP, MRT Jakarta, Transjakarta, dan instansi terkait lainnya.

7. Informasi Lalu Lintas

Bekerja sama dengan Google dan platform navigasi lain untuk menampilkan informasi terkini mengenai proyek yang berlangsung, sekaligus memberikan rute alternatif bagi pengguna jalan.

8. Solusi Jangka Menengah

Mengkaji pembangunan underpass atau flyover di perempatan besar sepanjang Jalan TB Simatupang untuk mengendalikan arus lalu lintas.

Pemprov DKI Jakarta berharap langkah-langkah ini dapat segera mengurai kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan di kawasan TB Simatupang.

Saksikan Live DetikPagi :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *