Kembang-kempis industri otomotif membuat banyak pabrikan otomotif memilih strategi untuk menerapkan harga terjangkau, bahkan pilihan menurunkan harga dengan iming-iming diskon kerap dilakukan. Semua hal tersebut yang kerap menjadi tanda perang harga telah dimulai, terpaksa dilakukan demi merangsang masyarakat untuk melakukan pembelian kendaraan, agar industri otomotif terus berjalan.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) agen pemegang merek mobil Suzuki di Indonesia memberikan suaranya, terhadap fenomena perang harga yang tengah terjadi saat ini.
“Kalau dari kami (Suzuki Indonesia) memang tidak akan bisa berkomentar secara banyak, apa yang dilakukan oleh teman-teman lain. Semua punya dapur masing-masing, tetapi kita apresiasi dengan banyaknya kompetisi maka konsumen semakin banyak pilihan,” ujar 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel baru-baru ini.
“Itu juga yang membuat Suzuki terdorong secara internal untuk memberikan yang terbaik. Istilahnya seperti itu, itu menjadi triggering (memicu Suzuki untuk bisa melahirkan kendaraan terbaik-Red),” Harold menambahkan.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Dalam pemberitaan detikOto sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menegaskan, pihaknya tak bisa melakukan intervensi terharap keputusan produsen mematok harga produknya terlalu murah di Indonesia. Sebab, kata dia, ada aturan yang melarang tindakan tersebut.
“Kami dari Gaikindo tidak pernah melakukan kontrol mengenai harga, kami menyerahkan sepenuhnya harga ke pemain otomotif nasional,” ujar Yohannes Nangoi saat ditemui di ICE BSD, Tangerang.
“Karena kami juga tahu mengenai undang-undang perlindungan konsumen yang melarang kami melakukan monopoli atau apa lah begitu. Jadi meminta (produsen) menaikkan atau menurunkan harga sama-sama nggak boleh,” tambahnya.
Menurut Nangoi, perang harga punya dampak positif dan negatif. Sebab, di satu sisi, konsumen yang baru beli diuntungkan. Namun, di sisi lain, konsumen lain akan merasa dirugikan. Sehingga Nangoi mengatakan semua kebijakan diberikan kepada produsen, namun perlu diketahui mungkin langkang tersebut bisa menguntungkan untuk konsumen yang belum membeli, namun perlu diingat hal tersebut bisa mengecewakan untuk konsumen yang sudah melakukan pembelian.