Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor di Indonesia, Dampaknya Rp 10 Triliun!

Posted on

Menteri Perindustrian (Menperin RI) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap penurunan penjualan kendaraan bermotor tahun lalu berdampak langsung ke hilangnya nilai ekonomi negara. Tak tanggung-tanggung, angkanya sampai triliunan rupiah!

Tahun lalu, kata Agus, penjualan kendaraan bermotor baru di Indonesia turun 3,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut membuat nilai ekonomi negara hilang Rp 10 triliun.

“Data mengungkap, tahun lalu ada penurunan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Hal ini berdampak langsung terhadap backward maupun forward linkage dalam industri otomotif. Ini berdampak terhadap nilai ekonomi sebesar Rp 10 triliun,” ujar Agus Gumiwang di SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (6/5).

Dari angka tersebut, Rp 5,4 triliun berasal dari sektor hulu seperti karet, logam dan perangkat elektronik. Sementara sisanya, atau sekira Rp 4,6 triliun bersumber dari sektor hilir seperti logistik, perdagangan dan servis.

Sayangnya, Agus tak mengurai lebih detail mengenai penurunan pasar kendaraan sebesar 3,1 persen tersebut. Hanya saja, kemungkinan besar, angka itu berasal dari seluruh sektor otomotif, termasuk mobil, motor dan industri pendukung.

Khusus untuk mobil, penjualannya tahun lalu memang mengalami penurunan signifikan. Karuan saja, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, total penjualan mobil secara wholesales selama tahun lalu tercatat sebesar 865.723 unit atau turun 13,9 persen secara year on year atau YoY dari periode sama tahun lalu yang tembus 1.005.802 unit.

Kemudian untuk penjualan ritel selama 2024 juga turun 10,9 persen menjadi 889.680 unit. Padahal, tahun sebelumnya, mencapai 998.059 unit. Meski turun, penjualan tersebut sudah melampaui target Gaikindo yang telah direvisi, yakni 850 ribu unit setahun.

“Dengan populasi mencapai 278 juta jiwa atau 25 persen populasi ASEAN dan penjualan mobil tertinggi di kawasan, Indonesia menjadi pasar otomotif terbesar di ASEAN,” tuturnya.

“Namun, rasio kepemilikan mobil masih rendah, artinya potensi pertumbuhan kendaraan bermotor masih sangat besar,” kata dia menambahkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *