Pabrikan mobil asal China belakangan ramai-ramai menurunkan harga mobilnya di Indonesia. Bahkan, ada sejumlah nama yang merevisi harga kendaraan hingga ratusan juta rupiah. Menurut pakar otomotif, situasi tersebut berbahaya untuk industri otomotif di Tanah Air.
Pengamat otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengatakan, penurunan angka yang agresif bisa memicu perang harga selanjutnya. Hal ini, kata dia, akan berdampak ke pemangkasan biaya operasional perusahaan!
“Tren produsen China yang ramai-ramai menurunkan harga jual mobil di Indonesia memang sedang menjadi sorotan dan dampaknya cukup kompleks. Tren ini jelas berpotensi membahayakan industri otomotif dalam jangka panjang,” ujar Yannes kepada detikOto, Kamis (3/7).
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Karena penurunan harga yang agresif bisa memicu perang harga selanjutnya, ini akan semakin menekan margin keuntungan yang bisa mengarah pada pemangkasan/efisensi biaya operasional perusahaan, dan bahkan bisa mendisrupsi struktur pasar otomotif yang telah mapan,” tambahnya.
Pemangkasan biaya operasional, kata Yannes, bisa menghambat inovasi pabrikan dalam mengembangkan teknologi kendaraan. Bahkan, jika ini terus-terusan berlanjut, ujung-ujungnya industri otomotif nasional yang terkena dampaknya.
“Ketika harga terus ditekan, produsen lain, termasuk yang sudah mapan, terpaksa ikut menurunkan harga untuk bertahan, yang pada akhirnya bisa menghambat inovasi dan investasi dalam teknologi baru,” tuturnya.
“Dua hal yang sangat penting untuk pertumbuhan industri ke depan. Jadi, meskipun konsumen mungkin senang dengan harga yang lebih terjangkau, keberlanjutan industri otomotif lokal bisa terancam jika situasi ini tidak dikelola dengan baik,” kata dia menambahkan.
Menurut catatan detikOto, MG Motors merupakan salah satu produsen mobil China yang memulai tren pemangkasan harga mobil di Indonesia. Bahkan, mereka menjadi nama yang paling radikal dalam menurunkan harga jual.
Salah satu mobil listrik andalan mereka, MG4 EV mulanya dibanderol Rp 640 juta. Namun, kendaraan itu mengalami revisi harga tiga kali menjadi hanya Rp 395 jutaan atau turun Rp 240 jutaan!
Bukan hanya MG, produsen China lain seperti BAIC dan Chery juga gila-gilaan menurunkan harga mobilnya di Indonesia. BAIC memangkas harga BJ40 Plus hingga Rp 92 jutaan, sementara Chery memotong harga E5 hingga Rp 105 jutaan.