Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) harap eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak meningkat menjadi perang dunia ketiga. Saat ini industri otomotif global dan Indonesia cukup struggling dalam menghadapi penurunan penjualan mobil akibat krisis yang terjadi sehubungan perang yang terjadi di beberapa negara.
Konflik Israel vs Iran memasuki babak baru seiring bergabungnya Amerika Serikat yang mengebom tiga fasilitas nuklir di Iran pada Minggu (22/6) dini hari menggunakan pesawat pengebom B-2 Spirit. Bergabungnya AS dalam palagan perang Israel dan Iran dikhawatirkan memicu terjadinya perang dunia ketiga.
Menurut Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi, jika perang dunia ketiga terjadi, maka industri otomotif akan semakin suram, bahkan bisa mencapai titik nadir.
“Kemarin Pakistan dan India bersitegang. Nah ini terlalu dekat dengan Asia Tenggara. Sekarang di Timur Tengah Israel dengan Hamas mulai agak sedikit mereda, eh dengan Iran malah lebih besar lagi. Kemudian negara pendukung sudah saling menyatakan dukungannya. Dari G7 mereka bilang bahwa Israel punya hak untuk membela diri, kemudian yang namanya Inggris, Prancis, dan juga Amerika mendukung (Israel).Sementara dari China dan Rusia dukungan ke Iran. Jadi kita masih perlu tahu (ke depannya) mudah-mudahan nggak jadi perang yang lebih besar,” ungkap Nangoi di Jakarta (18/6/2025)
“Karena kalau sampai terjadi perang itu (meluas) bisa-bisa perang dunia ketiga meletus. Kalau itu terjadi ya, selesai lah sebetulnya. Jadi kalau ditanya, kami nggak ada pengalaman (menghadapi situasi perang dunia). Perang dunia kedua itu saya belum lahir. Saya nggak tahu pada saat perang dunia kedua seperti apa kondisi ekonomi dunia. Tapi kalau saya lihat harusnya PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) masih berperan. Perdamaian masih bisa kita wujudkan,” sambung Nangoi.
Indonesia Jauh dari Pusat Lokasi Konflik
Di sisi lain, Nangoi pun mengatakan Indonesia beruntung karena jauh dari pusat konflik saat ini. Selain itu, Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan investasi bagi merek-merek otomotif global.
“Yang membanggakan Indonesia agak jauh dari konflik-konflik tersebut. Ukraina dengan Rusia, Timur Tengah, India dengan Pakistan. Dan yang bikin bangga lagi bahwa kita masih menjadi tempat tujuan investasi, sehingga pabrik-pabrik baru dari teman-teman di sini, ada dari BYD, dari manapun juga masih terus dibangun, masih lagi berjalan, sehingga investasi kita dalam beberapa tahun terakhir mencapai angka Rp 150 triliun untuk otomotif. Jadi kalau ditanya masa depan (industri otomotif Indonesia) seperti apa?Ya bagus,cuma memang akan sedikit melambat,” terang Nangoi.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Gaikindo sendiri menargetkan penjualan mobil di Indonesia tahun 2025 sebanyak 850 ribu unit. Angka tersebut tak jauh-jauh dari penjualan tahun 2024 lalu yang sukses mencatatkan angka 865.723 unit.