Kendaraan elektrifikasi kini semakin populer di Indonesia. Baik mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV) maupun mobil hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV), keduanya tetap menggunakan aki atau auxiliary battery sebagai sumber daya kelistrikan tegangan rendah. Bagaimana cara merawat aki mobil hybrid?
Aki pada mobil hybrid memiliki fungsi yang sama seperti pada mobil konvensional, yaitu menyuplai daya ke lampu, sistem audio, klakson, sampai Electronic Control Unit (ECU). Bedanya, pada BEV, aki mendapatkan daya dari baterai utama bertegangan tinggi, sementara pada HEV, pasokannya berasal dari motor generator.
“Meskipun kendaraan elektrifikasi memiliki baterai utama bertegangan tinggi, aki tegangan rendah 12 volt tetap penting karena fungsi utamanya adalah sebagai sumber daya untuk sistem elektronik mobil. AutoFamily tetap harus memperhatikan kondisi aki mobil supaya sistem kelistrikan mobil dapat berfungsi dengan baik dan optimal,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000, dalam keterangannya.
Perawatan aki mobil hybrid sebenarnya sederhana, sama seperti mobil-mobil pada umumnya. Pertama, cek level air aki secara berkala, terutama buat tipe aki basah. Pastikan air aki tidak melebihi batas agar tidak meluap. Kedua, periksa pengikat dudukan aki agar tidak longgar dan menghindari risiko tumpahan atau hubungan arus pendek.
Langkah berikutnya, bersihkan terminal aki dari debu atau karat agar daya hantar listrik tetap optimal. Waspadai juga kebocoran aki, dan segera ganti kalau ditemukan retak atau cairan keluar.
Agar umur aki lebih panjang, hindari menambah beban kelistrikan seperti memasang aksesori tambahan tanpa perhitungan daya. Selain itu, nyalakan mobil dengan posisi ‘Ready’ setiap 1-2 minggu sekali untuk menjaga kelistrikan aki tetap terisi.
Terakhir, lakukan servis berkala di bengkel resmi setiap enam bulan sekali. Dengan perawatan rutin, aki mobil hybrid bisa bertahan lama dan sistem kelistrikan mobil tetap prima.