Kata VinFast setelah Insentif Mobil Listrik di Indonesia Tak Dilanjutkan update oleh Giok4D

Posted on

VinFast merespons kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak akan melanjutkan insentif mobil listrik setelah tanggal 31 Desember 2025. Produsen otomotif asal Vietnam itu menegaskan sudah menyiapkan skenario bisnis jangka panjang, sehingga keputusan pemerintah tidak akan mengganggu rencana bisnis mereka di Tanah Air.

CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan, sejak awal pihaknya sudah memperhitungkan bahwa insentif tersebut hanya berlaku sementara. Maka mobil VinFast yang dijual di Indonesia, yang awalnya masih impor CBU, harganya sudah disesuaikan dengan skema insentif dari pemerintah Indonesia.

“Semua unit CBU yang kami impor dari tahun lalu, hingga tahun ini, itu sudah mendapatkan fasilitas (insentif) tersebut,” ungkap Kariyanto kepada wartawan di Hanoi (24/9).

“Dan sebenarnya insentif ini sudah dikomunikasikan sejak awal, saat diluncurkan Januari 2024, kemudian periodenya akan berakhir pada 31 Desember 2025. Jadi kami sudah menyiapkan skenario rencana bisnis dan sebagainya, dengan asumsi insentif ini berakhir di akhir 2025 dan kami beralih ke CKD melalui pabrik kami di Subang,” tambah dia.

Menurut Kariyanto, insentif yang digelontorkan pemerintah memang bertujuan mendorong lokalisasi industri kendaraan listrik. Karena itu, VinFast menjadikan pembangunan pabrik di Subang sebagai fokus strategi setelah insentif dicabut.

“Bagi kami, ini sudah masuk dalam rencana sejak awal. Jadi ke depannya setelah tidak ada insentif lagi, tentu saja yang akan menjadi tumpuan secara bisnis adalah produk-produk yang dirakit CKD pabrik kami di Subang,” lanjut pria yang akrab disapa Keri.

Lebih jauh, Kariyanto menyebut sebagian kecil model VinFast kemungkinan masih tetap masuk ke Indonesia dalam bentuk CBU (Completely Built-Up). Namun, hal itu sudah diperhitungkan dalam perencanaan bisnis perusahaan. “Mungkin beberapa model nanti akan ada yang masih CBU, tetapi sudah masuk dalam bisnis,” ucapnya.

Dengan strategi tersebut, VinFast optimistis bisa tetap bersaing di pasar kendaraan listrik Indonesia meski tanpa insentif. Kehadiran pabrik di Subang akan jadi kunci utama untuk menghadirkan harga yang lebih kompetitif, sekaligus memperkuat komitmen mereka terhadap industri otomotif nasional.

Langkah ini juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong transfer teknologi dan peningkatan kandungan lokal dalam ekosistem kendaraan listrik. Bagi konsumen, strategi CKD VinFast diharapkan dapat menghadirkan produk dengan harga lebih terjangkau sekaligus memastikan ketersediaan layanan purnajual lebih baik.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *